Terlahir sebagai orang Indonesia memang bukan pilihan
bagi kita. Banyak dari kita yang menginginkan menjadi penduduk dari
bangsa-bangsa besar seperti Bangsa Eropa atau Amerika atau kita ingin menjadi
penduduk sebuah negara dengan penawaran entertaiment yang sebegitu menariknya.
Saya buka orang naif. Saya bukan orang yang 100% mencintai bangsa ini. Negara
ini. Terkadang hati kecil saya berteriak sendiri, kapan bangsa ini, negara ini
bisa berubah ? Berubah dan bangkit menjadi bangsa yang maju seperti bangsa-bangsa
Eropa atau Amerika, atau negara tetangga kita, Singapura. Terkadang saya muak
dengan ucapan, “ Ya jelas Singapura maju kan mereka penduduknya sedikit,
jajahan Inggris pula “, “ Ya jelas Jepang maju mereka kan punya banyak modal
terus mereka kan nggak pernah dijajah “, “ Ya jelaslah Amerika maju kan mereka
sudah merdeka sejak dulu “.
Ok, kalau saya mau membenarkan pernyataan itu, kenapa
harus penduduknya sedikit. Apa perlu Indonesia maju perlu genosida besar-besar
agar penduduknya sedikit dan maju ? Jajahan Inggris ? Kita pernah dipekerjakan
rodi oleh pemerintah kolonial Inggris. Ingat jalan yang membentang dari Anyer
sampai Panarukan ? Itu kerja rodi kolonial Inggris. Pernah ingat ada sistem
tanam paksa ? Itu juga sistem tanam paksa dari kolonial Inggris, hanya saja
masa kolonial mereka tidak selama Belanda dan juga Jepang. Punya modal besar ?
Kita punya sumber daya alam yang banyak. SDM dari universitas dalam negeri juga
banyak yang berkualitas lalu apa ? Merdeka sejak dulu ? Kita merdeka lebih
dahulu dari Singapura, mengapa Singapura lebih dahulu maju ? Yang salah bukan
itu semua. Yang salah adalah cara pandang kita dalam mengolah bangsa ini. Coba
kita bayangkan, tidak bisakah kita mengolah semua sumber daya itu semua sendiri
? Kita punya para lulusan yang berkualitas dari berbagai perguruan tinggi di
Indonesia, hanya saja pemangku kekuasaan di atas sana tidak mempercayakan itu
semua pada para pemuda Indonesia.
Sebenarnya yang saya ingin bahas di sini adalah cinta
pada Indonesia apa adanya. Mulai dari ideologi. Ideologi kita Ideologi
Pancasila yang bersumber langsung dari nilai-nilai dan akar-akar budaya
Indonesia. Beberapa saat yang lalu atau mungkin sampai saat ini banyak yang
menggaungkan untuk mengganti Pancasila dengan Ideologi Keislaman atau Ideologi
lainnya. Banyak dari mereka yang menggaungkan ideologi tertentu yang mengatakan
“ kenapa sih harus hormat pada bendera ? bendera kan bukan Tuhan ? “ Saya
sendiri adalah orang yang juga malas untuk mengikuti yang namanya upacara
bendera tapi saya mengikuti itu semua sebagai bukti kalau saya masih peduli
pada tanah air ini. Saya masih peduli pada bangsa ini. Saya masih punya rasa
cinta pada sang saka merah putih merupakan pertanda kalau kita hidup di zaman
yang sudah merdeka dan bebas dari ketakutan berperang. Ok, jika hormat artinya
menyembah maka saya ingin bertanya bagaimana kita mengungkapkan rasa cinta kita
pada bangsa ini ?
Kita tidak menyembah bendera tapi kita menunjukkan rasa
cinta kita pada bangsa ini. Hanya beberapa menit dalam kurun waktu setahun
sekali kita hormat pada bendera itu dan setelah itu kita kembali melupakan rasa
cinta kita. Apa susahnya hanya hormat bendera beberapa menit untuk menunjukkan
rasa cinta kita pada bendera ? Rasa cinta kita pada negeri ini. Saya terkadang
muak pada mereka yang mendengungkan berbagai ideologi yang katanya lebih baik
dari pancasila. Ada yang ingin sistem khilafah, ada yang ingin sistem ini atau
sistem itu. Untuk sistem khilafah, di zaman modern ini silahkan tunjukkan saya
satu orang yang tidak pernah berbohong, tidak pernah berlaku curang baik itu
menyontek dalam setiap ujian atau menyogok sejumlah uang untuk memuluskan semua
jalannya, tidak pernah melakukan dosa yang besar atau dosa kecil berulang kali,
tidak pernah melawan pada kedua orang tua, dan mematuhi perintah Tuhan dengan
sebaik-baiknya dan meninggalkan seluruh larangan Tuhan dengan semua
konsekuensinya ? Ada orang seperti itu ? Jika ada silahkan anda jadikan dia
sebagai khalifah. Jika tidak, lupakan sistem yang hanya membuat orang bermimpi
dan dalam dunia utopia semata.
Saya juga muak dengan bangsa ini. Saya muak dengan sistem
yang terkadang tidak pernah menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran. Saya
muak. Tapi saya ingin merubahnya dari diri saya sendiri. Saya ingin merubah
diri saya terlebih dahulu. Seperti membiasakan untuk antri, membuang sampah
pada tempatnya, tidak mencontek atau melakukan kecurangan saat mengerjakan
tugas, atau hal positif lainnya. Jika anda yang menginginkan perubahan sistem
lebih baik, saya ingin bertanya, saat akan naik kendaraan, pernahkah anda antri
? Saat akan mengisi presensi hadir, pernahkah anda antri jika tidak ada yang
menjaga ? Saat menunggu giliran, pernahkah anda antri ? Saat mengerjakan
ulangan dan anda dalam kondisi terjepit, pernahkah anda mencoba mengabaikan bisikan
setan untuk mencontek ? Saat tidak ada orang dan anda ingin membuang sampah,
pernahkah anda simpan sampah itu sampai anda menemukan tempat sampah ?
Jika kejujuran dan ketertiban saja langka di negeri ini,
bagaimana orang seperti ini akan jadi seorang khalifah pemimpin negara ? Lihat
Umar bin Khattab, dia tidak pernah mencampur adukkan urusan keluarga dan urusan
kenegaraan. Umar bin Khattab bahkan rela untuk bergelap-gelapan saat
membicarakan masalah keluarga dengan anaknya dibandingkan memakan hanya sedikit
harta negara. Saya bertanya dari calon khalifah atau pemimpin yang anda ajukan
di sistem ideologi keislaman adakah yang benar-benar konsekuen seratus persen
melaksanaan seperti itu ? Jika tidak lupakan. Jika para calon pemimpin saja
saat masuk perguruan tinggi masih menggunakan jalur belakang, apa mereka pantas
menjadi pemimpin bangsa atau generasi penerus bangsa ? Saya muak ketika salah
seorang teman saya menyarankan saya untuk membayar sekian ratus juta hanya
untuk masuk fakultas kedokteran di dua perguruan tinggi ternama di Jawa dan
Bali. Jika saja saya mengabaikan hati kecil saya dan hanya fokus pada cita-cita
saya maka saya akan melakukan hal itu tapi saya tidak ingin apa yang saya
peroleh susah payah harus dinodai oleh satu langkah yang buruk bahkan
menjijikkan seperti itu.
Saya bisa saja mengiyakan saat seorang teman ayah saya
menawarkan untuk membawa saya agar saya bisa masuk ke fakultas kedokteran
universitas islam di Jawa Timur tapi saya tidak ingin kerja keras untuk
membangun kejujuran saya terhenti karena uang sekian ratus juta dan iming-iming
masuk fakultas impian saya. Saya lebih baik mencoba tahun depan dengan segala
konsekuensinya saat saya lebih mengandalkan kejujuran dan kemampuan saya
sendiri. Silahkan bilang saya idealis. Tapi saya bukan orang yang idealis. Saya
lebih cenderung merasa diri saya lebih rendah dari apa pun jika saya
menggunakan cara itu. Saya lebih baik terjegal dengan kejujuran saya dan saya
buktikan tahun depan saya lebih baik dibandingkan saya menggunakan cara kotor
yang melukai sekian ratus hati manusia yang lain untuk mendapat impian saya.
Saya tidak ingin jadi pemimpin karena saya tidak cukup
amanah dan jujur. Saya tidak ingin jadi pemimpin karena saya tidak ingin
mempertanggungjawabkan apa yang belum mampu saya pikul di hari akhir. Saya
hanya ingin menjadi pengetuk pintu nurani para calon pemimpin dengan tulisan
saya. Sekarang untuk kalian yang tidak suka dengan ideologi pancasila atau
dengan Indonesia, saran saya adalah keringkan setiap tetes darah yang mengandung
unsur Indonesia dari tubuh anda, silahkan potong gen-gen orang Indonesia dalam
tubuh anda, buang semua organel-organel sel anda yang diturunkan dari orang
Indonesia dan jika semua itu sudah terbuang silahkan berbuat apa yang anda suka
dengan meninggalkan negeri ini. Silahkan anda benci dengan ideologi pancasila
karena yang salah bukan ideologinya tapi orang yang menjalankan ideologinya. Silahkan
anda ingin mengganti ideologi pancasila tapi lepaskan dulu setiap mili liter
darah Indonesia yang menetes dalam tubuh anda. Hanya itu saran saya. Buang
identitas keIndonesiaan anda baik nama atau setiap gen yang ada di dalam tubuh
anda yang merupakan gen Indonesia baru berpikir mengganti ideologi negara ini.
Saya bukan orang mencintai negara ini 100% tapi saya ingin menjaga negeri ini
karena saya lahir dari darah Indonesia, saya menghirup udara Indonesia, saya
tumbuh dalam pendidikan Indonesia, dan saya pun akan mengabdi pada Indonesia. Sekian
tulisan saya. Saya tidak bermaksud menyinggung perasaan golongan manapun tapi
jika di otak anda ada pikiran seperti itu maka ikuti langkah yang saya katakan
dan anda baru bisa mengganti semua yang anda mau.