Rabu, 02 September 2015

Cinta Tanah Air ?




            Terlahir sebagai orang Indonesia memang bukan pilihan bagi kita. Banyak dari kita yang menginginkan menjadi penduduk dari bangsa-bangsa besar seperti Bangsa Eropa atau Amerika atau kita ingin menjadi penduduk sebuah negara dengan penawaran entertaiment yang sebegitu menariknya. Saya buka orang naif. Saya bukan orang yang 100% mencintai bangsa ini. Negara ini. Terkadang hati kecil saya berteriak sendiri, kapan bangsa ini, negara ini bisa berubah ? Berubah dan bangkit menjadi bangsa yang maju seperti bangsa-bangsa Eropa atau Amerika, atau negara tetangga kita, Singapura. Terkadang saya muak dengan ucapan, “ Ya jelas Singapura maju kan mereka penduduknya sedikit, jajahan Inggris pula “, “ Ya jelas Jepang maju mereka kan punya banyak modal terus mereka kan nggak pernah dijajah “, “ Ya jelaslah Amerika maju kan mereka sudah merdeka sejak dulu “.
            Ok, kalau saya mau membenarkan pernyataan itu, kenapa harus penduduknya sedikit. Apa perlu Indonesia maju perlu genosida besar-besar agar penduduknya sedikit dan maju ? Jajahan Inggris ? Kita pernah dipekerjakan rodi oleh pemerintah kolonial Inggris. Ingat jalan yang membentang dari Anyer sampai Panarukan ? Itu kerja rodi kolonial Inggris. Pernah ingat ada sistem tanam paksa ? Itu juga sistem tanam paksa dari kolonial Inggris, hanya saja masa kolonial mereka tidak selama Belanda dan juga Jepang. Punya modal besar ? Kita punya sumber daya alam yang banyak. SDM dari universitas dalam negeri juga banyak yang berkualitas lalu apa ? Merdeka sejak dulu ? Kita merdeka lebih dahulu dari Singapura, mengapa Singapura lebih dahulu maju ? Yang salah bukan itu semua. Yang salah adalah cara pandang kita dalam mengolah bangsa ini. Coba kita bayangkan, tidak bisakah kita mengolah semua sumber daya itu semua sendiri ? Kita punya para lulusan yang berkualitas dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, hanya saja pemangku kekuasaan di atas sana tidak mempercayakan itu semua pada para pemuda Indonesia.
            Sebenarnya yang saya ingin bahas di sini adalah cinta pada Indonesia apa adanya. Mulai dari ideologi. Ideologi kita Ideologi Pancasila yang bersumber langsung dari nilai-nilai dan akar-akar budaya Indonesia. Beberapa saat yang lalu atau mungkin sampai saat ini banyak yang menggaungkan untuk mengganti Pancasila dengan Ideologi Keislaman atau Ideologi lainnya. Banyak dari mereka yang menggaungkan ideologi tertentu yang mengatakan “ kenapa sih harus hormat pada bendera ? bendera kan bukan Tuhan ? “ Saya sendiri adalah orang yang juga malas untuk mengikuti yang namanya upacara bendera tapi saya mengikuti itu semua sebagai bukti kalau saya masih peduli pada tanah air ini. Saya masih peduli pada bangsa ini. Saya masih punya rasa cinta pada sang saka merah putih merupakan pertanda kalau kita hidup di zaman yang sudah merdeka dan bebas dari ketakutan berperang. Ok, jika hormat artinya menyembah maka saya ingin bertanya bagaimana kita mengungkapkan rasa cinta kita pada bangsa ini ?
            Kita tidak menyembah bendera tapi kita menunjukkan rasa cinta kita pada bangsa ini. Hanya beberapa menit dalam kurun waktu setahun sekali kita hormat pada bendera itu dan setelah itu kita kembali melupakan rasa cinta kita. Apa susahnya hanya hormat bendera beberapa menit untuk menunjukkan rasa cinta kita pada bendera ? Rasa cinta kita pada negeri ini. Saya terkadang muak pada mereka yang mendengungkan berbagai ideologi yang katanya lebih baik dari pancasila. Ada yang ingin sistem khilafah, ada yang ingin sistem ini atau sistem itu. Untuk sistem khilafah, di zaman modern ini silahkan tunjukkan saya satu orang yang tidak pernah berbohong, tidak pernah berlaku curang baik itu menyontek dalam setiap ujian atau menyogok sejumlah uang untuk memuluskan semua jalannya, tidak pernah melakukan dosa yang besar atau dosa kecil berulang kali, tidak pernah melawan pada kedua orang tua, dan mematuhi perintah Tuhan dengan sebaik-baiknya dan meninggalkan seluruh larangan Tuhan dengan semua konsekuensinya ? Ada orang seperti itu ? Jika ada silahkan anda jadikan dia sebagai khalifah. Jika tidak, lupakan sistem yang hanya membuat orang bermimpi dan dalam dunia utopia semata.
            Saya juga muak dengan bangsa ini. Saya muak dengan sistem yang terkadang tidak pernah menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran. Saya muak. Tapi saya ingin merubahnya dari diri saya sendiri. Saya ingin merubah diri saya terlebih dahulu. Seperti membiasakan untuk antri, membuang sampah pada tempatnya, tidak mencontek atau melakukan kecurangan saat mengerjakan tugas, atau hal positif lainnya. Jika anda yang menginginkan perubahan sistem lebih baik, saya ingin bertanya, saat akan naik kendaraan, pernahkah anda antri ? Saat akan mengisi presensi hadir, pernahkah anda antri jika tidak ada yang menjaga ? Saat menunggu giliran, pernahkah anda antri ? Saat mengerjakan ulangan dan anda dalam kondisi terjepit, pernahkah anda mencoba mengabaikan bisikan setan untuk mencontek ? Saat tidak ada orang dan anda ingin membuang sampah, pernahkah anda simpan sampah itu sampai anda menemukan tempat sampah ?
            Jika kejujuran dan ketertiban saja langka di negeri ini, bagaimana orang seperti ini akan jadi seorang khalifah pemimpin negara ? Lihat Umar bin Khattab, dia tidak pernah mencampur adukkan urusan keluarga dan urusan kenegaraan. Umar bin Khattab bahkan rela untuk bergelap-gelapan saat membicarakan masalah keluarga dengan anaknya dibandingkan memakan hanya sedikit harta negara. Saya bertanya dari calon khalifah atau pemimpin yang anda ajukan di sistem ideologi keislaman adakah yang benar-benar konsekuen seratus persen melaksanaan seperti itu ? Jika tidak lupakan. Jika para calon pemimpin saja saat masuk perguruan tinggi masih menggunakan jalur belakang, apa mereka pantas menjadi pemimpin bangsa atau generasi penerus bangsa ? Saya muak ketika salah seorang teman saya menyarankan saya untuk membayar sekian ratus juta hanya untuk masuk fakultas kedokteran di dua perguruan tinggi ternama di Jawa dan Bali. Jika saja saya mengabaikan hati kecil saya dan hanya fokus pada cita-cita saya maka saya akan melakukan hal itu tapi saya tidak ingin apa yang saya peroleh susah payah harus dinodai oleh satu langkah yang buruk bahkan menjijikkan seperti itu.
            Saya bisa saja mengiyakan saat seorang teman ayah saya menawarkan untuk membawa saya agar saya bisa masuk ke fakultas kedokteran universitas islam di Jawa Timur tapi saya tidak ingin kerja keras untuk membangun kejujuran saya terhenti karena uang sekian ratus juta dan iming-iming masuk fakultas impian saya. Saya lebih baik mencoba tahun depan dengan segala konsekuensinya saat saya lebih mengandalkan kejujuran dan kemampuan saya sendiri. Silahkan bilang saya idealis. Tapi saya bukan orang yang idealis. Saya lebih cenderung merasa diri saya lebih rendah dari apa pun jika saya menggunakan cara itu. Saya lebih baik terjegal dengan kejujuran saya dan saya buktikan tahun depan saya lebih baik dibandingkan saya menggunakan cara kotor yang melukai sekian ratus hati manusia yang lain untuk mendapat impian saya.
            Saya tidak ingin jadi pemimpin karena saya tidak cukup amanah dan jujur. Saya tidak ingin jadi pemimpin karena saya tidak ingin mempertanggungjawabkan apa yang belum mampu saya pikul di hari akhir. Saya hanya ingin menjadi pengetuk pintu nurani para calon pemimpin dengan tulisan saya. Sekarang untuk kalian yang tidak suka dengan ideologi pancasila atau dengan Indonesia, saran saya adalah keringkan setiap tetes darah yang mengandung unsur Indonesia dari tubuh anda, silahkan potong gen-gen orang Indonesia dalam tubuh anda, buang semua organel-organel sel anda yang diturunkan dari orang Indonesia dan jika semua itu sudah terbuang silahkan berbuat apa yang anda suka dengan meninggalkan negeri ini. Silahkan anda benci dengan ideologi pancasila karena yang salah bukan ideologinya tapi orang yang menjalankan ideologinya. Silahkan anda ingin mengganti ideologi pancasila tapi lepaskan dulu setiap mili liter darah Indonesia yang menetes dalam tubuh anda. Hanya itu saran saya. Buang identitas keIndonesiaan anda baik nama atau setiap gen yang ada di dalam tubuh anda yang merupakan gen Indonesia baru berpikir mengganti ideologi negara ini. Saya bukan orang mencintai negara ini 100% tapi saya ingin menjaga negeri ini karena saya lahir dari darah Indonesia, saya menghirup udara Indonesia, saya tumbuh dalam pendidikan Indonesia, dan saya pun akan mengabdi pada Indonesia. Sekian tulisan saya. Saya tidak bermaksud menyinggung perasaan golongan manapun tapi jika di otak anda ada pikiran seperti itu maka ikuti langkah yang saya katakan dan anda baru bisa mengganti semua yang anda mau.